(Unila): Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan Workshop Project Readiness Criteria Proyek Higher Education for Technology and Innovation (HETI) Project Implementation Unit (PIU) RSPTN – IRC Universitas Lampung. Kegiatan berlangsung di ruang sidang utama lantai 2 Rektorat, Selasa, 7 Desember 2021.
Workshop dihadiri Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Karomani, M.Si., Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Ditjen Dikti Kemendikbudristek RI Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D., beserta tim, Senior Project Officer at Asian Development Bank (ADB) Indonesia, Sutarum Wiryono beserta tim, Wakil Rektor PKTIK Unila Prof. Ir. Suharso, S.Si., Ph.D, tim proyek HETI-PIU RSPTN-IRC Unila, dan jajaran pimpinan di lingkungan kampus.
Workshop Project Readiness Criteria Proyek HETI PIU dibuka dengan sambutan rektor dilanjutkan Direktur Belmawa Kemendikbud Ristek. Prof. Karomani pada pertemuan itu memberikan apresiasi khusus bagi Senior Project Officer ADB atas dukungan sekaligus mengawal persiapan pembangunan RSPTN Unila.
Prof. Karomani mengatakan, pembangunan RSPTN Unila telah berlangsung lama sejak 2010, dan ditindaklanjutin kembali oleh Rektor Senior Unila Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., pada tahun 2018. Berkat bantuan semua pihak, termasuk gubernur Provinsi Lampung dan wali kota Bandarlampung, pembangunan RSPTN Unila dapat dilanjutkan.
masih pada kegiatan yang sama Prof. Aris menyampaikan rasa bahagianya karena tim yang dirancang untuk mengawal project HETI di Unila dinilai sudah sangat kompak, ditambah lagi pengawalan Senior Project Officer at Asian Development Bank (ADB) Sutarum Wiryono.
“Jadi saya kira ini project yang luar biasa, tadi kita sudah meninjau lapangan, gambar maketnya luar biasa. Bangunan, desain, tujuan, dan juga lokasinya sangat strategis baik untuk RSPTN maupun untuk IRC. Ini saya kira luar biasa untuk pengembangan Universitas Lampung ke depan,” katanya.
RSPTN Unila diharapkan memiliki best practice yang berjalan baik dengan penataan, manajemen, serta organisasi yang kuat seperti RSPTN yang sudah ada di perguruan tinggi lain.
Terlebih lagi RSPTN Unila akan terhubung langsung dengan IRC. Maka para peneliti dari berbagai bidang ilmu yang ada di Unila diminta mengoptimalkan keberadaan research center tersebut untuk mencetak temuan-temuan baru dan juga publikasi yang akan berdampak pada reputasi dan trademark.
Prof. Aris menekankan kembali agar tim yang tergabung dalam project ini harus kompak dan berkoordinasi sehingga masalah dan kendala yang akan muncul dapat dihindari.
Workshop dilanjutkan pemaparan tentang PIU-HETI Project Unila bertajuk “Peningkatan Kualitas Pendidikan Kedokteran Melalui Pengembangan Rumah Sakit Perguruan Tinggi (RSPTN) dan Pusat Penelitian Terpadu (IRC) oleh PIU Manager Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.
Proyek Higher Education For Technology and Innovation (HETI) Project Implementation Unit (PIU) RSPTN – IRC Universitas Lampung didukung berbagai pihak antara lain Kemedikbud Ristek, Kementerian PPN/BAPPENAS, Asian Development Bank, gubernur Provinsi Lampung, wali kota Bandarlampung, Rumah Sakit Abdoel Moeloek, serta rumah sakit di tingkat nasional maupun internasional. [Humas/Angel]