Universitas Lampung (Unila) melalui tim proyek Higher Education for Technology and Innovation (HETI) melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Gender Action Plan (GAP) pada 4–5 September 2025. Kegiatan ini dilakukan di kawasan Proyek Rumah Sakit Pendidikan Tinggi (RSPTN) serta Innovation and Research Center (IRC) Unila. Tujuannya adalah memastikan fasilitas kampus mendukung prinsip kesetaraan gender dan inklusivitas.
Dalam kunjungan lapangan tersebut, tim menyoroti berbagai aspek desain bangunan yang sudah mendukung inklusivitas. Di RSPTN, tersedia ramp penghubung antar lantai lengkap dengan pegangan tangan untuk memudahkan mobilitas. Di sekitar klinik tumbuh kembang, terdapat ruang pendidikan ramah anak yang menjadi perhatian khusus.
Bangunan IRC juga telah ditambahkan ramp serta ruang laktasi untuk mendukung kebutuhan perempuan. Tim memberikan rekomendasi agar aksesibilitas semakin optimal dengan toilet keluarga, jalur pemandu bagi tunanetra, serta simbol dan piktogram yang jelas. Evaluasi juga menekankan perlunya area parkir khusus bagi perempuan dan penyandang disabilitas.
Selain itu, fasilitas berbasis teknologi dianggap penting untuk mendukung kesetaraan. Layanan penerjemah bahasa isyarat digital dan indikator audio bagi pengguna dengan gangguan pendengaran maupun penglihatan menjadi bagian dari rekomendasi. Tim juga menyarankan penambahan ruang layanan bagi penyintas kekerasan berbasis gender (GBV) di RSPTN sebagai bentuk perlindungan institusional.
Monitoring GAP ini menjadi bukti nyata komitmen Unila untuk menghadirkan kampus yang aman, setara, dan ramah bagi semua kalangan. Langkah ini menunjukkan bahwa pembangunan fisik tidak hanya berorientasi pada fasilitas, tetapi juga pada perlindungan dan kenyamanan civitas akademika. Dengan demikian, Unila menegaskan posisinya sebagai kampus yang peduli pada keberagaman.
